Rabu, 12 Oktober 2011

UNIVERSITAS AL-AZHAR DI CAIRO, MESIR

Mendiang Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad, guru besar yang terkenal di Universitas Al Azhar di Cairo Mesir, mengajak kaum Islam sedunia untuk menjauhkan diri dari “Injil Barnabas.” Dalam bukunya “Hayatul Masih fit Tarikh was Kusyufil ‘ashril Hadiets”, (Cairo: Darul Hilal) ia menguraikan kepalsuan Injil tersebut dan berkesimpulan bahwa kitab ini bukan saja menyerang ajaran agama Kristen tetapi juga ajaran agama Islam.



Memang meskipun kitab ini sekarang sering dipakai untuk menyerang ajaran Alkitab, tetapi buku ini tidak pernah dikenal hingga abad ke lima belas. Sarjana-sarjana Muslim yang terkenal seperti Al-Tabari, Al-Baidhawi dan Ibn Kathir tidak pernah mengutip Injil palsu ini. Di sini tidak ada tempat atau waktu untuk membahas pengarang dan asal usul “Injil Barnabas”. Tapi satu hal yang sangat jelas ialah bahwa Barnabas, pemberita Injil yang disebut di dalam Alkitab, tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan tulisan aneh ini. Dalam tulisan ini kami akan memfokuskan pada pembahasan beberapa ajaran pokok kitab ini dan atas dasar tersebut kita dapat menilai apakah buku ini benar atau palsu.
Apa maksud Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad tatkala ia mengatakan kitab ini menyerang ajaran agama Islam? Meskipun ada banyak petunjuk bahwa penulis kitab “Injil Barnabas” memang seorang Islam, namun rupanya pengertian sang penulis tentang agama Islam dan Al-Quran sangat dangkal.
Perhatikanlah fakta-fakta berikut:
1) Al-Quran menekankan bahwa Alkitab dapat dipercaya. Baik Kitab Taurat dan juga Kitab Injil dipuji sebagai “petunjuk dan cahaya” (Al Maidah, Sura 5:44-48).
Jika demikian apakah Al-Quran salah bila berulang kali menekankan bahwa Isa adalah Mesias, atau Al-Masih?. Sangat mengherankan bahwa sebaliknya di dalam “Injil Barnabas” Muhammad disebut Mesias, dan Isa selalu menyangkal bahwa Ia adalah Mesias atau Al-Masih (lihat fasal 42, 82, 83, 96, 97, 207). Sungguhkah Mesias itu adalah Muhammad, anak Abdullah dan bukan Yesus anak Maryam?
2) Al-Quran mengajarkan bahwa ada tujuh langit (Al-Baqarah, Sura 2:29, Al-Isra’ Sura 17:44) padahal “Injil Barnabas” tegas mengatakan “langit adalah sembilan” (fasal 178).
Sepertinya penulis kitab ini membaca tulisan Dante yang mengarang khayalan terkenal “Divina Commedia” tentang sembilan langit menuju Firdaus. Mana yang benar – sembilan atau tujuh?
3) Al-Quran mengajarkan bahwa seorang laki-laki dapat menikahi “dua, tiga, empat” wanita (An-Nisa’, Sura 4:3) selain “budak-budak yang mereka miliki” (AI-Ma’arij, Sura70:30). “Injil Barnabas” mengajarkan “hendaklah seorang lelaki puas dengan seorang wanita yang dikaruniakan Allah baginya dan hendaklah dia melupakan wanita lainnya” (pasal 115). Yang mana petunjuk Allah yang sesungguhnya – empat atau satu?
4) Al-Quran mengajarkan bahwa Maryam mengalami “rasa sakit akan melahirkan anak” (Maryam, Sura 19:23), padahal “Injil Barnabas” menceritakan bahwa Maryam ‘dikelilingi oleh cahaya terang yang luar biasa, seraya melahirkan puteranya tanpa sakit’ (pasal 3). Mana yang benar - merasa sakit atau tanpa merasa sakit?
5) Al-Quran menegaskan “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya” (Al-Isra’, Sura 17:13). Sedangkan di dalam “Injil Barnabas” tertulis ‘Ketika Allah menciptakan manusia dengan kebebasan agar dia boleh mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan manusia, sama seperti seorang raja yang memberikan kebebasan kepada hamba-hambanya.’(pasal 155). Bukankah dua kalimat ini bertentangan?
Memang benar bahwa “Injil Barnabas” juga menyerang ajaran agama Kristen dan Alkitab. Inti dari Injil, yaitu kabar baik yang dibawa oleh Isa Al-Masih, mengajarkan bahwa setiap manusia di dunia ini terjerat oleh Syaitan dan masuk kerajaan kegelapan. Selanjutnya kabar baik ini menegaskan bahwa sia-sia segala amal usaha manusia bila tujuannya melepaskan diri dari ikatan dosa dan iblis. Memang pada umumnya sukar bagi manusia yang berada dalam genggaman dosa merendahkan diri dan mengaku bahwa dia tidak berdaya menyelamatkan diri sendiri. Cobalah – berapa banyak usaha dan amal diperlukan agar dapat lepas dari dosa dan Iblis serta dapat selamat?
Isa Al-Masih menghancurkan kuasa syaitan
Injil yang benar memberikan jawaban yang indah. Sesungguhnya manusia yang terikat oleh dosa tidak dapat mematahkan rantai iblis. Tetapi Isa Al-Masih, Tuhan yang turun dari sorga, sudah menghancurkan kuasa syaitan. Firman Tuhan berkata, “Bagi Dia (Isa Al-Masih), yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya dan telah membuat kita menjadi suatu kerajaan…bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin” (Injil, Surat Wahyu 1:6).
“Injil Barnabas” menyangkal fakta ini. Menurut Injil palsu ini, muka Judas, seorang murid Isa Al-Masih, diubahkan Allah sehingga mirip dengan muka Isa Al-Masih. Tentara Romawi menyalibkan Yudas sedangkan Isa Al-Masih diangkat ke sorga. Sayang sekali di dalam “Injil Barnabas” tidak ada berita kelepasan dari dosa. Juga tidak ada Allah yang mengasihi manusia sehingga bersedia mengorbankan diriNya sendiri agar belenggu dosa manusia dipatahkan.
Injil Allah tidak menampakkan seorang Juru Selamat yang terbang ke sorga melarikan diri sebelum kuasa iblis dipatahkan. Berhadapan dengan penderitaan maut, Ia berseru, “Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Ku katakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini (yaitu dari salib). Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, memuliakan nama-Mu!” (Injil, Rasul Yohanes 12:27, 28). Isa Al-Masih bersedia menjadi “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Yohanes 1:29). Ia juga menghapus dosa Saudara, tetapi Ia tidak memaksa Saudara menerima kelepasan ini. Detik ini pun tanganNya terulur kepada Saudara. Jangan melalaikan undanganNya.
Injil yang benar tidak membebani kita dengan harus ‘banyak beramal' dan 'banyak beribadah’ supaya kita dapat selamat. Injil yang benar menawarkan kepada kita keselamatan cuma-cuma sebagai anugerah Allah. “Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, (Isa Al-Masih) Tuhan kita (Injil, Surat Roma 6:23).
Sambutlah Dia! Yakinlah akan firman Isa Al-Masih, “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan dibuang” (Injil, Rasul Yohanes 6:37). Inilah Injil yang memberi harapan pasti. Inilah Injil yang benar!